Sabtu, 03 November 2012

Kebersihan Hati dan Sebutir Kacang Polong


Seorang gadis kecil terlihat begitu asyik membolak-balik buku yang ada dihadapannya, buku yang sangat berwarna, dengan gambar dan cerita-cerita negeri dongeng yang begitu mengimajinasi. Kadang tersenyum, kadang menggumam, kadang tertawa..., kadang kala juga terlihat begitu sedih, tetapi tak lama kemudian kembali tersenyum lagi.

Dulu, tak terbayang sedikitpun dia bisa membaca buku-buku bagus, karena tak terbayang orang tuanya mampu membelikan buku-buku bagus yang harganya sangat mahal untuk ukuran keluarganya, tetapi sangatlah beruntung dia memiliki seorang teman yang sering dibelikan buku-buku bagus oleh orang tuanya. Buku-buku karya Hans Christian Andersen, novel-novel thriller yang begitu menarik, majalah-majalah anak-anak, dia ikut menikmati semuanya dengan gratis. Jadwal harian sepulang sekolahnya adalah membaca buku. Dia sangat menikmatinya. Tak bisa dipungkiri memang saat itu belum ada buku-buku cerita islami yang begitu menjamur seperti sekarang, yang banyak adalah buku-buku terjemahan, tetapi meskipun begitu semua cerita yang diusung selalu mengajarkan tentang nilai-nilai universal dalam kehidupan manusia, bahwa yang baiklah yang akan berjaya, tentang nilai-nilai kejujuran, nilai-nilai persahabatan, semuanya indah.

Saat ini tak banyak lagi cerita-cerita yang diingat olehnya, tetapi ada satu yang paling menancap dalam pikirannnya, itu adalah cerita tentang seorang gadis yang akan dijadikan menantu di sebuah kerajaan, tetapi dia harus melewati ujian kejujuran dan kebersihan hati. Untuk sementara harus tinggal di castle (istana) khusus yang tinggi dan tidak diijinkan untuk keluar. Dia mendapatkan sebuah kamar dan harus tidur diatas dipan dengan kasur empuk yang bertumpuk sangat tinggi hingga ketika dia hendak tidur dia harus menaiki tangga. Berhari-hari dia tinggal di sana, hingga suatu hari utusan dari kerajaan datang menengok. Ada satu pertanyaan yang diberikan kepada gadis itu, "Apakah kau bisa tidur nyenyak selama di sini?". Sang gadis menjawab, " Aku mendapatkan tempat dan pelayanan yang sangat bagus, aku diberikan sebuah dipan dengan kasur empuk yang berlapis-lapis, tetapi entah mengapa tiap malam aku tak bisa tidur nyenyak, seolah ada sesuatu yang mengganjal dibawah kasur empukku".



Sang utusan kembali ke istana dan menyampaikan jawaban gadis tadi, dan ternyata si gadis lulus dalam ujian kejujuran itu. Di bawah kasur sang gadis memang terdapat sebutir kacang polong, dan hanya orang dengan hati bersih dan jujurlah yang bisa merasakan itu meski kasur sudah ditumpuk sedemikian berlapis.

Mungkin cerita ini sangatlah klise dan hanya cerita negeri dongeng, tetapi tetap ada pelajaran yang dapat diambil
bahwa kebersihan hati, kebeningan hati, kebaikan hati akan berdampak kepada kuatnya intuisi. Tanyalah segala sesuatu kepada hatimu dan kau akan temukan jawabannya, tetapi hati yg mana yang bisa menjawab? tentu saja hati yang bersih. Mari terus kita upayakan menjaga hati kita, membersihkan hati kita, karena hati adalah kunci keceriaan kita, hati adalah kunci kebahagiaan kita, hati yang bersih akan menjadi penerang kehidupan kita, Insyaallah..........
 by ZAY
@zainab_lila

Tidak ada komentar:

Posting Komentar