Senin, 18 Agustus 2014

FENOMENA JILBOOBS, ADA YANG INDAH ?



Beberapa hari belakangan satu hal yang marak diperbincangkan di dunia maya adalah fenomena hijab, jilbab dan boobs. Secara umum makna hijab adalah penghalang, makna jilbab adalah penutup dan makna boobs adalah dada wanita. Lalu apa hubungannya? Di dunia maya sekarang banyak bertebaran foto-foto wanita berjilbab dengan pakaian ketat. Apabila dicermati lebih jauh, foto-foto itu kebanyakan hanya foto-foto pribadi yang diunggah di akun-akun pribadi dan tidak ada maksud apa-apa, kecuali memang secara umum kalau dilihat jilbab yang mereka pakai belum sempurna. Kalaupun ada yang disengaja, jumlahnya sangat sedikit.  Tetapi sepertinya ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan keberadaan foto-foto itu untuk konsumsi public yang lebih luas dan memunculkan istilah #jilboobs. 

Sesudah melihat beberapa akun, secara umum kesimpulan Zie seperti ini, akun-akun yang secara khusus menampilkan foto-foto perempuan berjilboobs, lebih terkesan sebagai akun yang dibuat secara sengaja untuk mengexpose “kekhilafan” sebagian perempuan-perempuan yang kurang menyadari pentingnya menjaga “privacy” serta kurang menyadari keharusan untuk “memperbaiki” penampilan luar mereka sesuai standar kaidah syar’i. 

Keberadaan #jilboobers menurut pengamatan Zie, dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain pengetahuan agama, lingkungan, pendidikan, ekonomi, trend fashion.  
Seseorang dengan  pendidikan dan pengetahuan agama yang baik, pasti tidak akan memilih #jilboobs sebagai kostum harian mereka. Seorang dengan tingkat pengetahuan agama, pendidikan dan ekonomi yang baik, bisa dipastikan menolak #jilboobers. Seorang dengan pengetahuan agama yang minim dan dengan ekonomi yang “terbatas” ada kalanya memilih berjilboobs karena kondisi mereka, hanya itu kostum harian yang mereka punya. ( ini yang Zie sebut jilboobers karena keadaan). Meski tidak menutup kemungkinan ada sebagian kecil orang dengan pengetahuan agama baik, pendidikan dan ekonomi juga baik masih memilih berjilboobs, ini yang patut disayangkan. 

Kebetulan Zie punya toko offline ( dan online juga ) yang khusus menjual kerudung dengan customer yang beragam. Dari usia sampai pakaian sehari-hari yang mereka kenakan. Mulai dari yang hanya pakai jilbab untuk acara-acara tertentu alias nggak berjilbab, memakai jilbab yang standar, jilbab pendek sampai jilbab panjang. Kostum sehari-hari yang mereka kenakan juga bervariasi, dari yang street look alias pake kaos dan jeans, pake rok, pake gamis syar’i sampai yang bercadar. Kebiasaan yang sering Zie lakukan adalah mengajak ngobrol customer-customer Zie. Ketika fenomena jilboobs muncul, nggak Zie  lewatkan kesempatan buat mengamati dan  sedikit ngobrol-ngobrol bersama beberapa customer.

Berdasarkan pengamatan yang Zie lakukan, kostum harian yang paling banyak dipakai adalah street look, lebih jelasnya, kaos dan jeans atau atasan dan celana panjang / sejenis celana yg agak lebar dengan jilbab segi 4 atau sejenis bergo untuk customer usia remaja sampai ibu-ibu muda. Beberapa (sangat sedikit) memakai pashmina. Umumnya alasan mobilitas dan kemudahan yang mendorong mereka berpakaian seperti itu. Mereka merasa lebih bisa meloncat ke sana ke mari :) .  Sebagian kecil customer memakai sejenis gamis atau rok terusan panjang berbahan kaos yang memang lagi musim sekarang. Kelompok ini juga kebanyakan memakai jilbab segi 4 atau bergo dengan ukuran agak panjang ( menutup dada). Ada lagi yang lucu. Sedikit customer memakai jilbab yang sangat lebar dan panjang sampai sepinggang, tp ternyata pakaian dalamnya hanya kaos lengan pendek :) . Beberapa customer datang dengan tampilan rapi ala hijaber’s style, dan ada yang memakai gamis dan bercadar. 

jauh lebih anggun yang kiri kan?  :) 


Jadi silahkan simpulkan sendiri berdasarkan  pengamatan kilat Zie. Yang pasti berjilboobs memberi kesan yang buruk terhadap muslimah, sudah sepatutnya semua muslimah berkewajiban mengingatkan dan membantu saudari-saudari kita berpenampilan yang lebih baik, memberi informasi-informasi yang dibutuhkan, mengajarkan cara berjilbab yang lebih baik, sesuai standar kaidah yang diajarkan agama kita.  Menutup aurat dengan sempurna. Karena menutup aurat bukan hanya sekedar “tertutup” , tetapi juga tidak boleh ketat dan tidak transparan. Muslimah harus menjadi seorang yang anggun bukan murahan, jadi mari kita perbaiki semuanya dan kita hapuskan #jilboobs dari kamus harian kita.

Next Zie akan tulis alternative berbusana yang bisa dicoba buat orang-orang yang gemar berjilboobs  :) 

by ZAY 
AGUSTUS 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar