Sabtu, 26 Oktober 2013

The Journey of My heart (2)

Tepat jam dua malam aku bangun, aku bersihkan diri, sikat gigi, ganti baju, bersiap-siap menuju ke Masjid Nabawi yang jaraknya tidak jauh dari hotel. Dengan langkah yang panjang tak sampai 5 menit Masjid Nabawi sudah di ada hadapanku, debaran dada ini semakin kencang, terus kuucapkan Assalamualaika Yaa Rasuulullah….. Tiba di gerbang masjid ada askar yang menjaga yang meneriksa setiap tas bawaan jamaah, lolos.. dan menghamburlah aku ke dalam, sujud syukur kutunaikan, sebagai tanda syukurku kepada Ilahi Robbi, atas kesempatan ini. Dan tenggelamlah aku dalam sebuah kenikmatan cinta, kutunaikan kerinduanku kepada-Nya….

Masjid Nabawi




Kesan pertama ketika memasuki masjid nabawi adalah, Subhanallah, Maha Suci Allah, masjid yang sejuk, tenang, damai, megah, luas, indah dengan ornamen-ornamen khas, dengan tonggak-tonggak yang kokoh menampakkan kemegahannya, kita disambut oleh luasnya halaman terbuka yang terdiri dari 27 ruang terbuka dengan ukuran masing-masing 18 x 18 meter yang  teratur penataannya yang kesemuanya ditutup oleh lantai marmer, halaman terbuka ini dilengkapi dengan atap berupa kubah yang bisa dibuka dan ditutup secara elektronik dan juga dapat secara manual. Setiap kubah memiliki berat 80 ton yang terbuat dari kerangka baja dan beton yang dilapisi kayu pilihan dengan hiasan relief yang bertatahkan batu mulia sejenis phirus yang sangat indah, sedangkan bagian luar atasnya dilapisi dengan keramik tahan panas.  Payung-payung kubah ini akan mulai dibuka sekitar jam 6.30 hingga sore hari. Atraksi buka tutup payung ini menjadi atraksi yang sangat menarik para jamaah. semakin masuk ke dalam ada pemisahan antara area laki-laki dan area wanita. Di halaman masjid ini juga disediakan terminal-terminal tempat para jamaah bisa minum air zam-zam sepuas-puasnya. Pintu gerbang yang besar dan megah akan menyambut setiap jamaah yang akan memasuki area bagian dalam masjid. Tiap pintu terdapat nama dan nomor pintu untuk memudahkan para jamaah karena banyaknya pintu-pintu yg ada di Masjid Nabawi. Area dalam Masjid Nabawi sangat indah, sangat sejuk, Untuk menyejukkan masjid dibangun satu unit AC sentral raksasa di atas tanah seluas 70.000 m2 yang terletak 7 km sebelah barat masjid. Hawa dingin yang dihasilkan sistem ini dialirkan melalui pipa bawah tanah dan didistribusikan ke seluruh penjuru masjid melalui bagian bawah setiap pilar yang berjumlah 2.104 buah. Jumlah pilar pengalir udara sejuk yang fantastik tersebut merupakan ciri khas Masjid Nabawi, karena pengaturan posisi yang rapi dan keindahannya yang tiada tara. Pilar-pilar bundar dan tegar ini dibuat dari beton bergaris tengah 64 cm, kamudian dilapisi marmer tebal berwarna putih susu. Di kakinya yang kokoh itulah dipasang ventilasi untuk mengalirkan hawa dingin. Jarak antara satu pilar dengan pilar yang lain adalah 6 meter dan 18 meter. Tinggi dari lantai dasar sampai lengkungan lantai atas 5,6 m dan pada batas lengkungan itu dipajang lampu hias yang indah dan dikurung dalam sangkar berornamen lapis emas. di setiap area dalam masjid juga disediakan air zam-zam dalam tong-tong berwarna coklat khaki, cold and not cold, dingin atau biasa. Sangat menyenangkan para jamaah yg bisa minum air zam-zam sepuas-puasnya tanpa harus keluar ke halaman masjid. Deretan rak-rak berwarna emas berisi tumpukan alquran siap menjadi teman kita menghabiskan waktu di Masjid Nabawi.

Semua area dalam Masjid Nabawi ditutup oleh karpet berwarna merah, hanya raudhah, satu tempat khusus di dalam Masjid Nabawi yang disebut taman surga di dunia, karpetnya berwarna hijau agak pucat, letaknya seperti dijelaskan dalam sabda Rasulullah saw, “Di antara rumah & mimbarku terdapat raudhah (taman) dari riyadh (taman-taman) SURGA”. Inilah Satu-satunya taman SURGA di BUMI.  Roudhah bagi Masjid Nabawi, ibarat jantung bagi segala aktifitas spiritual jutaan orang yang berkunjung ke Madinah, khususnya ke Masjid Nabawi. Berjuta-juta orang Islam dari berbagai penjuru dunia, yg datang ke Madinah pasti akan mengunjungi Masjid Nabawi. Dan mereka yg mengunjungi Nabawi juga hampir bisa dipastikan akan sholat atau berdoa di Roudhah . Mungkin bukan masalah yg berarti jika Roudhah ini seluas lapangan sepakbola misalnya. Namun kenyatannya, luas Roudhah tidak lebih daripada satu ruang kelas. kira-kira enam kali delapan meter. Bisa dibayangkan betapa berjubelnya jutaan orang memperebutkan tempat sesempit itu.

 BY ZAY 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar